2014 part 2 - Masa Liburan dengan Mbak Pacar

Momen liburan kali ini juga merupakan momen besar menurutku. Saya dan teman-teman bukanlah orang yang sering berlibur ke tempat yang jauh bersama-sama. Kita hanya serin berencana dan berakhir wacana. Namun karena mungkin ini adalah masa terakhir liburan bersama kita, maka kita harus mewujudkannya. Begitu pula saya dengan mbak pacar, kita susah untuk mendapatkan ijin dari om untuk berlibur ke tempat yang agak jauh. Ya maklum namanya juga orang tua, pasti khawatir, haha.

Saya dan mbak pacar sudah berencana dari dulu untuk plesir ke Jogja bersama. Mengingat hal ini, saya mencoba membujuk teman-teman untuk berlibur ke Jogja. Siapa tahu kalau beramai-ramai si Om akan mengizinkan. Sudah terjadi beberapa kali pembahasan mengenai hal ini bersama teman-teman. Tapi tampaknya susah. Untuk ke Jogja harus naik kereta atau bis malam, tidak ada tempat menginap dan akomodasi di sana. Belum lagi jumlah kita yang kalau full team mencapai belasan orang. Susah.

Melihat hal itu, saya memutuskan untuk berangkat sendiri berdua dengan mbak pacar. Seperti tahun lalu, saya meminta izin ke Om untuk jalan-jalan ke Jogja bersama mbak pacar. Eh, boleh ternyata. Tidak seperti tahun lalu yang ijinnya tidak keluar, namun tahun ini si Om mengijinkan kita untuk liburan bersama. Tapi saya curiga si Om tidak mendengar bagian saat saya bilang ingin berlibur 3 hari 2 malam. Ah, yasudahlah, yang penting izin sudah ditangan.

Day 1 : Candi Borobudur dan Malioboro
Sekitar pukul 5.30 dengan jaket hitam lengkap dengan sarung tangan dan masker, saya sudah berangkat menyambangi rumah mbak pacar di ujung Semarang. Saya berharap mbak pacar sudah siap sehingga kita langsung berangkat dan tidak terlalu siang tiba di Jogja. Setibanya di sana, jangankan sudah mandi, mbak pacar bahkan masih bermain dengan dek piza (keponakan dia, umurnya masih dalam orde bulan saat itu) di ruang tengah. Duh Duh.

Sekitar pukul 8.00 kita baru mau berangkat. Dengan berbekalkan gmaps di ipad, kita siap menyusuri jalan semarang-jogja dengan motor nouvo biru milik saya. Menggunakan nuovo merupakan pilihan yang tepat, motor dengan badan bongsor tersebut berhasil memberikan kestabilan yang baik dalam perjalanan ini. Sekitar pukul 11.00 kita tiba di tempat wisata pertama tujuan kita, candi Borobudur.

Ternyata kondisi Candi Borobudur sekarang jauh lebih baik dibanding ingatan saya ketika saya berkunjung saat SD dulu. Sekarang tiketing sudah menggunakan kartu dan terdapat antrian yang baik. Pintu masuk cukup memberikan kesan bahwa ini adalah tempat wisata kelas internasional. Oh, saat itu kita beruntung, ada orang yang menawarkan kita tiket karena mereka kelebihan beli. Pas 2 tiket. Rejeki anak soleh dan sholeha, haha.

Jangan lupa membawa payung jika ingin melancong ke sini, panas sekali. Tapi jangan panik kalau anda lupa, di sini terdapat kelompok yang menyewakan payung dengan harga bersahabat dan sistem yang mudah. Dengan selembar uang 5000 anda bisa menyewa payung sebelum pintu masuk dan tinggal dikembalikan di pintu keluar.

Butuh waktu sekitar 2.5 jam untuk mengelilingi seluruh candi borobudur. Sudah termasuk foto-foto puluhan kali, istirahat, mampir ke museum kapal, beli cilok kesukaan mbak pacar, melihat tempat oleh-oleh, dan sholat.

Setelah itu kita mengisi perut di daerah magelang. Ayam munthu nama tempatnya. Di sana mbak pacar juga ketemuan dengan sahabatnya semasa kuliah. Sekitar 1 jam kita makan dan mengobrol.

Pukul 4.30 kita sudah tiba di rumah budeku di jogja. Beristirahat sejenak. Mengobrol dan melepas lelah setelah berkendara jauh. Setelah matahari terbenam, mbak pacar mengajak untuk segera berangkat ke tujuan selanjutnya. Malioboro.

Jalanan ini selalu menjadi tempat tujuan orang yang berpelancong ke kota gudeg. Tempat ini terkenal dengan dagangannya yang beragam, unik, khas jogja dan murah. Di sini mbak pacar menyewa seniman jalanan untuk memberikan henna di tangannya. Kemudian kita menyusuri jalan ini dari ujung ke ujung dan kembali lagi. Meskipun terasa sangat lelah, namun kita cukup terhibur dengan adanya beberapa seniman jalanan yang menunjukan keahliannya.

Malioboro menutup wisata di hari pertama kita. Kita butuh istirahat yang cukup untuk wisata esok hari, pantai Gunung Kidul.

Day 2 : Pantai Gunung Kidul
Jika anda ke Jogja dan ingin menikmati keindahan pantai yang masih alami, saya sangat sarankan untuk ke sini. Di gunung kidul terdapat beragam pantai dengan keindahannya masing-masing. Cukup dengan membayar 10 ribu rupiah, anda sudah bisa menikmati keindahan semua pantai di sini. Pantai satu dan lainnya hanya berjarak 1-3 km paling jauh.

Di sini kita hanya berkunjung ke dua pantai. Pantai pertama adalah pantai, apa ya namanya? Saya lupa. Yang jelas pantai ini sangat indah. Pantai berombak yang saakan menggoda kita untuk berenang di sana. Setibanya di sana, hal pertama yang saya lakukan adalah menggambil foto, mengupload ke media sosial dan memamerkan foto itu ke Adhit, temanku di HME yang ngebet ke pantai,haha.

Saya sangat ingin mandi di pantai itu, bergulung-gulung dipasir dan diterpa ombak. Namun ini baru pantai pertama, harus sabaarr. Alhasil saya hanya berlari-lari keceh di pinggir pantai. Dan apa yang mbak pacar lakukan? Dia masih menikmati makanan favorit anehnya yang lain, pop mie. Dia makan pop mie sambil memandang saya dengan ekspresi yang sering dia keluarkan saat saya lebay atau bertingkah aneh di depan dia.

Setelah puas bermain dan berfoto ria di pantai pertama, kita melanjutkan perjalan ke pantai berikutnya. Pantai Drini. Pantai drini adalah pantai karang, sehingga saat sedang surut kita bisa berjalan hingga jauh ke tengah, seakan kita sedang berjalan di tengah laut. Dan untungnya saat itu sedang surut. Pemandangan pantai ini tidak pernah berhenti membuat saya terkagum-kagum. Pantai ini sangat cocok untuk anda yang ingin pantai dengan pemandangan alam luar biasa indah dan duduk menikmati pemandangan ini dipinggir pantai.

Di pinggir pantai ini juga terdapat banyak gazebo. Setelah puas berjalan-jalan, kita memutuskan untuk makan di sini. Tenang saja, meskipun ini tempat pariwisata, harga makanan di sini masih tergolong murah. Kita menikmati sajian ikan bakar kita di gazebo sembari mengagumi keindahan pantai dan diterpa angin yang agak kencang. Indah sekali.

Setelah ini kita berencana menuju pantai ke tiga. Saya ingin pantai ketiga adalah pantai ombak sehingga saya bisa puas bermain-main di sana. Tapi apa daya, mendung mulai datang. Akhirnya kita memutuskan untuk mengakhiri perjalanan ini dan benar saja, hujan deras menerpa kita tengah jalan. Alhamdulillah kita berhasil tiba di rumah dengan selamat.

Malamnya saya akan bertemu dengan teman SMA yang berkuliah di jogja, Erian. Dia mengajak kita untuk makan di rumah makan mbok raminten, terkenal katanya di jogja sini. Setibanya di sana, ebuset, super ramai tempatnya. Sudah seperti restoran mewah saat peak season, ada waiting list! Di sana Erian sudah menunggu bersama temannya yang dari Jerman. Di tengah-tengah, teman mbak pacar yang lain juga datang mengunjungi sehingga kita terpisah karena mejanya tidak cukup.

Tempat makan mbok raminten memang sangat cozy untuk ditandangi, mungkin inilah penyebab tempat ini begitu ramai dikunjungi. Menunya juga cukup murah, seharga cafe pada umumnya. Pulangnya dari sini hujan kembali mengguyur kota Jogjakarta. Sialnya, jas hujan kita masih dijemur di rumah. Alhasil kita menepi, berteduh di halte bis malam-malam berdua. Lucu sekali kalau diingat.

Esoknya kita sudah harus pulang. Si Om bisa marah kalau kita molor pulangnya, hehe. Sebenarnya masih banyak tempat yang belum kita kunjungi di kota gudeg ini. Tunggu saja Jogja, kita berdua akan datang menjelajah lagi. Semoga bisa segera terlaksana, aamiin!

Komentar

  1. astaga edo been long time gak mampir disini
    kau pasti sudah besar #halah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer