Keluar Dari Titik Aman
Hari ini aku telah mengambil sebuah keputusan besar. Salah satu diantara sekian banyak keputusan yang akan mempengaruhi masa depanku. Sebuah keputusan yang memiliki sebuah resiko besar yang harus kutanggung, tapi juga memiliki sebuah keuntungan yang sangat besar jika aku dapat melewatinya dengan baik.
Aku akan mengundurkan diri dari IT-Telkom gelombang I. Dan aku akan mendaftar lagi di IT-Telkom melalui JPPA(gak tau singkatannya)-Unggulan. Mungkin beberapa orang bertanya-tanya terhadap keputusan bodohku ini.
“Kenapa keluar dari telkom lalu mendaftar telkom lagi??” Baiklah, begini jalan pikiranku saat mengambil keputusan itu. Jika aku mengambil It-Telkom yang melalui gelombang I, aku diharuskan membayar 27juta, dan itu merupakan jumlah yang cukup besar bagiku. Melihat orang tuaku juga bukan dari golongan atas, aku jadi tidak tega melihat orang tuaku mengeluarkan uang yang begitu banyak demi anaknya yang bodoh ini. Selain itu biaya kuliah di Telkom yang besarnya mencapai 6juta rupiah per semester ini juga masuk dalam level ”mahal” untukku. Memang sih orang tuaku yang menyarankan untuk masuk ke universitas ini walaupun sudah tahu biaya yang sebesar ini. Tantu saja mereka menyanggupi untuk membayarnya, bukankah semua orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya?? Begitu pula orang tuaku. Tapi tetap saja aku tidak tega melihatnya, aku tidak mau merepotkan orang tuaku lebih dari ini. Oleh karena itu aku memutuskan untuk mengambil jalur yang lebih murah (aku baru tau ada jalur kayak gini) yaitu melalui JPPA-Unggulan. Jika aku diterima di JPPA-Unggulan ini, aku akan dibebaskan melalui semua biaya kuliah (tulisannya gitu di websitenya). Dan biaya per-semester yang harus dibayar oleh orang tuaku akan mendapat keringanan antara 50% hingga 100% jika IP-ku di atas 3. Hal ini tentu saja sangat membantu orang tuaku.
Dan seperti yang saya sebutkan di atas, di sini ada sebuah resiko besar yang menanti. Untuk bisa mendaftar di JPPA-Unggulan, aku harus mengundurkan diri dari gelombang pertama dan melepas titik aman masa depanku. Aku harus melepas titik aman mempunyai jaminan terdaftar di universitas ternama dan kembali berjuang dengan menghadapi resiko-resiko besar yang menghadang.
Sekarang aku menjadi sama dengan sebagian besar temanku yang belum mendapatkan universitasnya. Aku harus kembali berjuang. Berjuang memperebutkan kursi kosong di perguruan tinggi. Berjuang untuk meraih masa depan yang cerah dan lebih dari itu, berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi orang tuaku.
Semoga aku bisa melewati semuanya dengan baik, amiin.
NB : Berarti kemarin aku mendaftar dengan sia-sia ya, udah mbayar 300ribu, ngantri lama waktu daftar ulang, pusing-pusing waktu ngerjain tesnya, ketrima di pilihan pertama, tapi malah gak tak ambil tuh, hehe. Semua ini pasti ada hikmahnya *ngangguk2 dengan wajah sok bijak*
NB lagi : Kata bijak dari Gilang, ”Do, kamu tu masuk untuk ke luar dan ke luar untuk masuk!! Tindakan yang luar biasa..”
Aku akan mengundurkan diri dari IT-Telkom gelombang I. Dan aku akan mendaftar lagi di IT-Telkom melalui JPPA(gak tau singkatannya)-Unggulan. Mungkin beberapa orang bertanya-tanya terhadap keputusan bodohku ini.
“Kenapa keluar dari telkom lalu mendaftar telkom lagi??” Baiklah, begini jalan pikiranku saat mengambil keputusan itu. Jika aku mengambil It-Telkom yang melalui gelombang I, aku diharuskan membayar 27juta, dan itu merupakan jumlah yang cukup besar bagiku. Melihat orang tuaku juga bukan dari golongan atas, aku jadi tidak tega melihat orang tuaku mengeluarkan uang yang begitu banyak demi anaknya yang bodoh ini. Selain itu biaya kuliah di Telkom yang besarnya mencapai 6juta rupiah per semester ini juga masuk dalam level ”mahal” untukku. Memang sih orang tuaku yang menyarankan untuk masuk ke universitas ini walaupun sudah tahu biaya yang sebesar ini. Tantu saja mereka menyanggupi untuk membayarnya, bukankah semua orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya?? Begitu pula orang tuaku. Tapi tetap saja aku tidak tega melihatnya, aku tidak mau merepotkan orang tuaku lebih dari ini. Oleh karena itu aku memutuskan untuk mengambil jalur yang lebih murah (aku baru tau ada jalur kayak gini) yaitu melalui JPPA-Unggulan. Jika aku diterima di JPPA-Unggulan ini, aku akan dibebaskan melalui semua biaya kuliah (tulisannya gitu di websitenya). Dan biaya per-semester yang harus dibayar oleh orang tuaku akan mendapat keringanan antara 50% hingga 100% jika IP-ku di atas 3. Hal ini tentu saja sangat membantu orang tuaku.
Dan seperti yang saya sebutkan di atas, di sini ada sebuah resiko besar yang menanti. Untuk bisa mendaftar di JPPA-Unggulan, aku harus mengundurkan diri dari gelombang pertama dan melepas titik aman masa depanku. Aku harus melepas titik aman mempunyai jaminan terdaftar di universitas ternama dan kembali berjuang dengan menghadapi resiko-resiko besar yang menghadang.
Sekarang aku menjadi sama dengan sebagian besar temanku yang belum mendapatkan universitasnya. Aku harus kembali berjuang. Berjuang memperebutkan kursi kosong di perguruan tinggi. Berjuang untuk meraih masa depan yang cerah dan lebih dari itu, berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi orang tuaku.
Semoga aku bisa melewati semuanya dengan baik, amiin.
NB : Berarti kemarin aku mendaftar dengan sia-sia ya, udah mbayar 300ribu, ngantri lama waktu daftar ulang, pusing-pusing waktu ngerjain tesnya, ketrima di pilihan pertama, tapi malah gak tak ambil tuh, hehe. Semua ini pasti ada hikmahnya *ngangguk2 dengan wajah sok bijak*
NB lagi : Kata bijak dari Gilang, ”Do, kamu tu masuk untuk ke luar dan ke luar untuk masuk!! Tindakan yang luar biasa..”
Lama amat mbak gak kesini...??? maaf :(
BalasHapusselamat berjuang yah Do, sungguh keputusan yang sangat berat! keluar, kwmudian memasuki dari nol lagi. Salut!
gak papa mbak, toh aku juga jarang posting..
BalasHapusEmang, pusing-pusing dulu tuh, baru aku nentuin itu, hehe...
Doa in ya mbakk..
you rock! ;)
BalasHapussukses ya dek :)
kul di telkom mahal tapi kalo ga salah kerja di telkom juga gajinya gede...apalagi kalo jadi manager hiahahahah~
BalasHapussebanding kan?
btw ada award loh, di ambil ya ^^
@ mbak anyin : yoyoi,,doakan saya!! hehe
BalasHapus@ clara : emang sih..tapi kalo aku masuk telkom trus aku ketrima di ITB, kayaknya aku lebih milih ITB deh, hehe..
Hebat, tentunya orang tuamu bangga dan bercucuran air mata karena putusanmu ini juga menimbulkan kekuatiran baru bagi mereka! Hanya satu untuk membahagiakan mereka kerja keras, berdoa dan mewujudkan keinginanmu ini!
BalasHapusSemoga berhasil anak muda! Doa kami dari para blogger mengiringimu, "Ya Allah mudahkanlah urusan Edo Balwa! Amin!"
Edo... semangad...:)
BalasHapusapapun pilihanmu, semoga itu yg terbaik ya.
BalasHapuswahh bagus tuh meringankan beban orang tua
BalasHapustenang aja do, tidak ada yang sia sia untuk menuju ke hal yang lebih baik. buat pengalaman aja.
slam juga bayar kuliah sendiri.
Perasaan aq dah komen di sini deh...kok ilang kemana?
BalasHapussalam sahabat infonya menarik sekali kalau kita ada keinginan mintalah ke yang membuat keinginan pasti di kabulkan cobalah tentu dengan berusaha juga tetap semangat ya maaf baru berkunjung ,
BalasHapushttp://duniakura2.blogspot.com/2010/01/maaf-ada-yang-terlupa.html#comments
BalasHapusada award buatmu ^^
Untuk meraih sesuatu yang besar ada pengorbanan. Resiko selalu ada dalam setiap langkah yang kita ambil. Hope you every success in life
BalasHapusWeis, keren! ternyata diam2 dah ketrima di IT Telkom ya, Do... Hmm... tapi yg lebih keren keputusanmu buat nglepas itu. Sama2 berjuang ya, Do!
BalasHapusEh, mumpung ada temen smaga yang rajin update... *merencanakan sesuatu* Aq tag ya. Ambil dipostinganQ yang terbaru... :D
Edo...link nya udah tak pasang atas nama edo's idea hehe thanks ya....
BalasHapusselamat berjuang sobat....kami smua mendo'akan mu,jgn lupa km pun berdo'a,belajar,berusaha gigih...kamu pasti
BalasHapusbisa,yakin....