Jeritan Otak Edo Belva
Mungkin sebagian besar pelajar, terutama saya, pernah mengalami suatu kejenuhan dalam hal yang disebut belajar. Setiap hari harus belajar. Menghafal materi-materi yang tak ada habisnya. Kegiatan yang benar-benar membosankan. Tapi mau bagaimana lagi, yang namanya pelajar itu tugas dan kewajibannya adalah belajar. Jika tidak belajar, maka tidak akan bisa mengerjakan soal-soal, mendapat nilai yang buruk, di cap bodoh dan lebih parahnya lagi, tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pikiran pelajar selalu dihantui oleh hal-hal semacam itu. Maka kita harus belajar..belajar..dan belajar..
Materi yang tidak Berguna
Pikiran pemberontak edo: Untuk apa sih kita belajar?
Pikiran penurut edo : Biar bisa nguasain materi
Pikiran pemberontak edo: Trus kalo udah nguasain meteri mau ngapain?
Pikiran penurut edo : Kita bisa ngerjain ulangan, trus dapet nilai baguss..
Pikiran pemberontak edo: Selain itu?
Pikiran penurut edo : mmmm...ntar kita bisa nguasain ilmu kita di kehidupan sehari-hari
Pikiran pemberontak edo: Berikan contoh aplikasi ilmu kimia!
Pikiran penurut edo : (diam, diam, diam, dan akhirnya pergi meninggalkan pikiran pemberontak yang sedang tertawa senang atas kemenangannya)
Yah, kira-kira itulah beberapa pertanyaan yang selalu muncul di pikiranku. Kenapa kita harus mempelajari materi yang sama sekali tidak berguna?? Buat apa kita menghafal rumus-rumus fisika, nomor atom hingga sifat-sifat suatu unsur, bahkan mempelajari tentang DNA makhluk hidup yang bahkan kita tidak pernah melihatnya secara langsung. Memangnya itu ada manfaatnya bagi kehidupan kita? Memangnya kita mau menghitung berapa jumlah energi yang dikeluarkan saat kipas angin berputar? Memangnya kita mau tau tentang bagaimana bentuk molekul udara dan bahkan namanya? Aku tidak ingin mengetahui tentang hal-hal seperti itu. Apalagi menghafalnya.
Menurutku, hal-hal seperti itu seharusnya baru diajarkan saat kita kuliah, di mana kita mempelajari hal-hal yang lebih khusus. Karena saat itu, materi yang diajarkan akan benar-benar kita manfaatkan saat kita bekerja kelak. Bahkan, ada beberapa orang yang bidang pekerjaannya tidak ada hubungannya dengan materi yang dipelajari saat di perguruan tinggi. Misalkan saja ayahku, beliau lulusan IKIP (harusnya jadi guru sejarah), malah sekarang bekerja di bidang komputer. Dan kebanyakan orang akan lupa atau bahkan sama sekali tidak mengingat materi-materi yang mereka pelajari saat SMA dulu. Jadi, apa manfaatnya kita mempelajari hal seperti ini?
Seharusnya, di sekolah kita diajarkan hal-hal yang lebih umum dan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Seperti ketrampilan-ketrampilan yang dapat kita manfaatkan bagi kehidupan sehari-hari. Ketrampilan memasak (ngmng2 sekarang banyak cewek gak bisa masak!!), menjahit, bertukang dan masih banyak ketrampilan lainnya yang tidak diajarkan di sekolah. Pelajaran IPA dan IPS masih tetap ada. Namun tidak perlu sedetail sekarang. Kita hanya perlu mempelajari konsep dasarnya saja, sebagai pengenalan agar kita bisa menentukan jurusan apa yang kita pilih di perguruan tinggi kelak.
Hanyalah seorang Pelajar
Yah, itu lah secuil beban pikiran yang selalu muncul diotakku saat aku mulai membuka buku fisika, kimia dan biologi. Walaupun pada akhirnya, aku harus tetap belajar. Karena sekali lagi, tugas pelajar adalah belajar. Aku hanyalah seorang pelajar biasa yang tidak bisa mengubah paradigma masyarakat tentang pelajar dan belajar. Aku hanya bisa berharap, bahwa para petinggi pendidikan telah menyusun materi terbaik yang harus kupelajari. Materi terbaik yang membawa pengaruh baik pada perkembanganku kelak. Dan lebih dari itu, aku hanyalah seorang pelajar yang ingin mempercayai apa yang telah kulakukan.
Sekian,

Materi yang tidak Berguna
Pikiran pemberontak edo: Untuk apa sih kita belajar?
Pikiran penurut edo : Biar bisa nguasain materi
Pikiran pemberontak edo: Trus kalo udah nguasain meteri mau ngapain?
Pikiran penurut edo : Kita bisa ngerjain ulangan, trus dapet nilai baguss..
Pikiran pemberontak edo: Selain itu?
Pikiran penurut edo : mmmm...ntar kita bisa nguasain ilmu kita di kehidupan sehari-hari
Pikiran pemberontak edo: Berikan contoh aplikasi ilmu kimia!
Pikiran penurut edo : (diam, diam, diam, dan akhirnya pergi meninggalkan pikiran pemberontak yang sedang tertawa senang atas kemenangannya)
Yah, kira-kira itulah beberapa pertanyaan yang selalu muncul di pikiranku. Kenapa kita harus mempelajari materi yang sama sekali tidak berguna?? Buat apa kita menghafal rumus-rumus fisika, nomor atom hingga sifat-sifat suatu unsur, bahkan mempelajari tentang DNA makhluk hidup yang bahkan kita tidak pernah melihatnya secara langsung. Memangnya itu ada manfaatnya bagi kehidupan kita? Memangnya kita mau menghitung berapa jumlah energi yang dikeluarkan saat kipas angin berputar? Memangnya kita mau tau tentang bagaimana bentuk molekul udara dan bahkan namanya? Aku tidak ingin mengetahui tentang hal-hal seperti itu. Apalagi menghafalnya.
Menurutku, hal-hal seperti itu seharusnya baru diajarkan saat kita kuliah, di mana kita mempelajari hal-hal yang lebih khusus. Karena saat itu, materi yang diajarkan akan benar-benar kita manfaatkan saat kita bekerja kelak. Bahkan, ada beberapa orang yang bidang pekerjaannya tidak ada hubungannya dengan materi yang dipelajari saat di perguruan tinggi. Misalkan saja ayahku, beliau lulusan IKIP (harusnya jadi guru sejarah), malah sekarang bekerja di bidang komputer. Dan kebanyakan orang akan lupa atau bahkan sama sekali tidak mengingat materi-materi yang mereka pelajari saat SMA dulu. Jadi, apa manfaatnya kita mempelajari hal seperti ini?
Seharusnya, di sekolah kita diajarkan hal-hal yang lebih umum dan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Seperti ketrampilan-ketrampilan yang dapat kita manfaatkan bagi kehidupan sehari-hari. Ketrampilan memasak (ngmng2 sekarang banyak cewek gak bisa masak!!), menjahit, bertukang dan masih banyak ketrampilan lainnya yang tidak diajarkan di sekolah. Pelajaran IPA dan IPS masih tetap ada. Namun tidak perlu sedetail sekarang. Kita hanya perlu mempelajari konsep dasarnya saja, sebagai pengenalan agar kita bisa menentukan jurusan apa yang kita pilih di perguruan tinggi kelak.
Hanyalah seorang Pelajar
Yah, itu lah secuil beban pikiran yang selalu muncul diotakku saat aku mulai membuka buku fisika, kimia dan biologi. Walaupun pada akhirnya, aku harus tetap belajar. Karena sekali lagi, tugas pelajar adalah belajar. Aku hanyalah seorang pelajar biasa yang tidak bisa mengubah paradigma masyarakat tentang pelajar dan belajar. Aku hanya bisa berharap, bahwa para petinggi pendidikan telah menyusun materi terbaik yang harus kupelajari. Materi terbaik yang membawa pengaruh baik pada perkembanganku kelak. Dan lebih dari itu, aku hanyalah seorang pelajar yang ingin mempercayai apa yang telah kulakukan.
Sekian,

Edo Belva
edoo.bf@gmail.com
edoo.bf@gmail.com
kehidupan sering kali memberikan kenyataan yang jauh berbeda dengan apa yang kita angankan...tapi itulah seninya hidup...so jangan menyerah karena bagaimanapun ilmu tetaplah memiliki nilai guna dalam kehidupan
BalasHapusy kan ada sekolah yg memang khusus mengajarkan keterampilan,tp klo udah terlanjur masuk ke sekolah umum jangan disia2kan.biasanya penyesalan itu datang di belakang.nanti br km terpikir kenapa aku nggak belajar sungguh2 y,suatu hari ilmu yg km anggap gak guna di hri ini ada manfaatnya lho...sekarang aja nggak berguna suatu hari pasti km terpikir...ok success slalu buat kamu....
BalasHapus