One Hell of a Year

Dua ribu lima belas menjadi taun yang cukup  berarti untuk saya. Tanpa terasa telah berlalu, tanpa sadar banyak hal yang bisa dikenang, dan tak terduga banyak pula hikmah dan pelajaran yang didapat.

Awal tahun 2015 saya pertama kali melewati taun baru sebagai pegawai korporat. Harus standby demi melaksanakan tugas dan berimbas menjadi kali pertama melewati malam pergantian taun sendiri tanpa mbak pacar.

Tahun ini juga pertama kalinya saya dan mbak pacar (agak) serius membahas mengenai rencana pernikahan kita. Hal yang sudah sering kita bahas dengan bercanda dari awal kita bersama. Pertama kali mengungkapkan rencana menikah ke Bapak Ibu calon mertua. Pertama kali mengeluarkan bahasan soal nikah dengan Bapak Ibu orang tua saya.

Pada tahun ini saya pertama kali menginjakan kaki di tanah NTT demi sebongkah berlian sesuap nasi. 

Tahun ini saya pertama kali serius mengikuti olahraga permainan. Olah raga yang sejak dulu tidak pernah saya ikuti karena kepercayaan diri yang minim dan teman-teman yang terlalu jago. Tenis meja dan bulu tangkis menjadi sumber keringat saya selama tiga bulan di Kupang.

Dan untuk itu, pada tahun ini saya memiliki olahraga yang bisa saya banggakan di depan mbak pacar dan keluarga. Fyi, semacam ada gen olahraga di keluarga mbak pacar, dan saya selalu menjadi orang paling payah di sana. Mbak pacar juara badminton, dulu pernah ikut kompetisi hoki. Kakak perempuan jago voli. Kakak sulung cowo, guru olahraga, mantan pemain hoki dan sepertinya jago main bola. Ibu mbak pacar guru olahraga, dan bapak, sepertinya jago di semua olahraga, dari memancing hingga menembak. Dengan ini, setidaknya saya punya satu olahraga yang saya yakin bisa bersaing dengan mereka, tenis meja, haha.

Tahun ini saya pertama kali bersahabat dekat dengan orang yang berusia jauh di atas saya. Laki-laki yang usianya bahkan lebih tua dari ayah saya. Dan ternyata saya cukup menikmatinya. Dia adalah teman sarapan, ngopi, berdiskusi, travelling, sharing ilmu sekaligus teman karaoke. Banyak hal yang bisa saya pelajari dari bapak berusia 58 taun ini. Pak Teguh, He is a good dad for his kids, and kinda a ideal father figure that I wanted to be.

Pada tahun ini pula saya pertama kali menginjakan kaki kota Waingapu, Sumba. Kota yang namanya bahkan tidak pernah aku tau sebelumnya. Tiba di kota ini, sendiri, tanpa kenal siapapun.
Pertama kalinya mendapat kepercayaan untuk menangani seluruh pekerjaan jaringan di pulau ini sendiri. Ya. Sendiri, di pulau Sumba ini.

Pada tahun ini pertama kalinya saya merasakan kerinduan yang mendalam akan rumah, homesick. Lima taun di Bandung, tidak sebanding rasanya dengan tiga bulan di pulau ini. Faktanya, bulan April saya tiba di sini dan di awal Juli saya sudah ingin pulang.

Pada tahun ini pertama kalinya saya merasa kesepian yang luar biasa, hingga akhirnya banyak mengganggu teman-teman saya dengan chat-chat tidak penting dari saya.

Pada tahun ini saya baru menyadari akan indahnya suara takbir. Takbir yang sewajarnya terdengar di malam kemenangan umat Islam tidak terdengar di sini. Dan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal pada hari-hari besar membuat saya tidak bisa ke mana-mana.  Suara takbir sayup terdengar di sela-sela obrolan telp bersama mbak pacar, dan saat itu saya tidak kuasa menahan air mata.

Tahun ini pula saya pertama kali merayakan hari raya tanpa ditemani keluarga. Berangkat solat Id berdua dengan teman seperjuangan. Setelah itu pulang dan menghubungi orang-orang di rumah via telp. Meminta maaf dan mohon doa restu pada orang tua, dan nenek saya.

(percakapan asli dalam bahasa jawa)

N : Edo tidak pulang? Kenapa? belum boleh pulang ya?
N : Ayo Edo, pulang, nanti Nenek minta Ibumu untuk menyisakan lontong opor untuk Edo.

Pertanyaan polos dan lugu dari nenek membuat saya tidak kuasa menahan tangis. Akhirnya saya cuma bisa diam, tidak mampu menjawab. Saya malu tidak mau membuat keluarga saya sedih di hari kemenangan ini. Dan hari ini berlalu seperti hari-hari biasanya. 

Pada tahun ini saya baru pertama kali merasakan rasanya mengeluarkan uang 3jt untuk tiket pp pulang ke rumah yang hanya 3-4 hari saja.

Pada tahun ini saya pertama kali melakukan sarapan, makan siang dan makan malam di tiga pulau dan tiga propinsi yang berbeda. Achivement Unlocked!

Pada tahun ini saya pertama kalinya mandi di kali. Anonther achivement unlocked!

Pada tahun ini, saya baru merasa sedikit lebih mengenali Rasul saya, dan menyadari betapa luar biasanya beliau.

Pada tahun ini, untuk pertama kalinya saya tertarik memperdalam ilmu agama. Pertama kalinya membeli dan membaca habis buku yang berkaitan dengan agama, dan semoga bisa berlanjut hingga taun depan.

Pada tahun ini saya dan mbak pacar pertama kali mengalami masalah yang serius. Masalah yang sudah kita cari solusinya selama berbulan-bulan, namun belum ada solusinya. 
Masalah yang begitu serius hingga perlu melibatkan kedua orang tua mbak pacar, namun masih belum berhasil menyelesaikannya.

Dan akhirnya di ujung taun 2015 ini, saya dan mbak pacar memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Mbak pacar sudah berubah menjadi mantan pacar.

Karena itu, pada tahun ini untuk pertama kalinya saya punya mantan pacar. 

Mungkin banyak kesedihan yang meliputi saya di tahun ini. Tapi banyak juga pelajaran yang saya dapat.

Melalui Pak Teguh saya banyak belajar mengenai hidup, keluarga dan menjadi seorang ayah.

Melalui Spv saya, saya belajar mengenai bagaimana pemimpin yang baik dan merakyat dengan semua timnya.

Melalui kesendirian di Sumba, saya menjadi lebih menghargai waktu dengan keluarga. 

Kesendirian di Sumba juga membuat saya bisa menjaga tali silaturrahmi dengan semua teman saya. Terima kasih kepada semua teman yang mau saya gangguin saat saya kesepian, heheh.

Masalah yang terjadi dengan mbak mantan membuat saya belajar lebih dalam dan lebih dekat dengan agama.

Selalu ada hikmah yang bisa kita ambil dari setiap kejadian. Semua yang terjadi di dunia ini tidak ada yang sia-sia selama kita dapat memetik pelajaran darinya.

This year is one hell of a year for me. Good bye 2015.

Welcome 2016, and be nice for me :)

Best regards,
Edo Belva F








Komentar

  1. hai edo, lho kok update blogku di bloglistmu jadi 2tahun lalu? hehe aku ganti domain, mungkin karena itu, diupdate please...


    jadi mbak pacar adalah pacar pertama dan mantan pertama yang semoga jadi mantan terakhir.
    senang kalo edo mau lebih mempelajari ilmu agama. semangat yaaa... pupuk itu dulu terutama mengenai aturan perasaan dan pernikahan. semoga Allah temukan dengan yang terbaik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer