2014 part 1

Membaca coretan teman mengenai rencana dia untuk refleksi di akhir tahun ini menggelitik diri saya untuk melakukan hal yang sama. Sekarang saya sedang merasa hampa. Apa yang sudah saya lakukan di tahun 2014 ini?

Awal Tahun
Kalau dipikir ulang, sebenarnya banyak momen besar di tahun ini. Di mulai pada bulan Januari. Bulan Januari adalah bulan liburan untuk sebagian besar pelajar. Waktu yang ditahun-tahun sebelumnya diisi dengan bermain bersama teman dan sang pacar. Tapi sedikit berbeda tahun ini, saya masih ingat keseharian saya di bulan ini. Duduk di sofa dengan tumpukan makalah berbahasa Inggris menutupi seluruh meja. Saat itu adalah masa-masa paruh awal pengerjaan tugas akhir kuliah saya di kampus ganesha. Dan liburan awal tahun pun diisi dengan mencari formula untuk menemukan parameter yang tepat yang akan digunakan pada desain tugas akhir saya. Terdengar keren memang. Tapi tidak kok, tidak sekeren yang anda bayangkan.

Bulan ini juga terdapat Laporan pertanggung jawaban akhir kepengurusan saya di Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB. Saya bukan orang penting di sini. Namun saya merasa banyak belajar di sini. Banyak sekali.

Di HME saya menemukan sebuah "keluarga" baru. Keluarga yang membuat saya tidak pernah sedetikpun menyesal mengambil keputusan untuk kuliah di kampus ini. Layaknya keluarga, saya banyak menghabiskan waktu bersama mereka selama 3 tahun. Entah kenapa saya tidak pernah bosan dengan HME. Selama tiga tahun, di tempat yang sama dan bersama orang-orang yang sama.

Momen LPJ ini menandai akhir dari masa berorganisasi saya di kampus ini. Saya memang berniat untuk memfokuskan diri di tugas akhir setelah amanah ini selesai. Masa organisasi boleh berakhir, tapi nongkrong tetap lanjut, hehe. Bahkan kita berencana berkumpul lagi tanggal 17 Januari di HME ITB wowowo.

Tugas akhir menjadi fokus utama saya di awal tahun ini. Dua minggu sebelum pengumpulan, saya sempat pulang ke Semarang. Meminta restu pada orang tua dan meminta maaf jika saya tidak berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu. Sekembalinya di Bandung, saya bertekad untuk terus tidur di kampus hingga tugas akhir selesai. Residensi menjadi tempat persinggahan saya selanjutnya. Residensi ini merupakan tempat mengerjakan tugas akhir untuk mahasiswa teknik telekomunikasi dan bisa untuk dijadikan tempat menginap. Ada kasur dan bantal guling. Tapi jangan bayangkan tempat ini seperti kamar anda. Bayangkan saja tempat menginap mahasiswa yang sudah digunakan bertahun-tahun dan saya juga tidak tahu kapan terakhir tempat itu dibersihkan.

Dua minggu saya menginap di sana dan alhamdulillah tidak pernah sendirian. Selalu ada teman yang menemani. Entah teman sejurusan atau teman-teman HME yang berbeda jurusan. Kita berfokus pada tujuan yang sama, kelarin TA!! Keberadaan teman membuat dua minggu tidak terasa berat. Dan alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan tugas akhir tepat waktu. Sebuah antena Ultrawide Band buatan tangan sendiri beserta laporannya telah selesai. Sekarang tinggal menunggu tanggal mainnya.

Sidang Tugas Akhir
Saya panik. Saya merasa tugas akhir saya tidak ada apa-apanya dibanding karya teman yang lain. Saya takut jika saya akan tidak lolos. Membayangkan teman-teman sudah lulus dan saya gagal membuat saya panik. Kemudian saya memutuskan untuk mengambil langkah, saya mengajukan permohonan ke bagian tata usaha untuk melakukan sidang di paling awal. Saya tidak mau berlama-lama panik seperti ini.

Dan benar, saya mendapatkan jadwal paling awal. Jika saya lulus, saya akan menjadi mahasiswa pertama yang lulus di prodi saya dan bahkan di angkatan HME saya. Namun melihat daftar nama penguji, membuat saya sedikit gentar. Ketiga-nya cukup punya nama sebagai penguji. Namun apa daya, yasudah hadapi saja.

Malam harinya saya tidur lebih awal, dan masih di residensi seperti biasa. Beberapa teman datang menyemangati malam itu, entah kenapa saya malah merasa sangat tenang. Tidak panik dan takut seperti kemarin-kemarin. Menurut teman-teman, tidurku sangat nyenyak malam itu, tidak seperti si Panji, temanku yang akan menjalani sidang setelahku.

Sidang dimulai dan beragam pertanyaan diajukan oleh penguji. Mulai dari pertanyaan santai hingga pertanyaan berat beserta fakta-fakta kesalahanku pada tugas ini. Pertanyaan dan pernyataan bernada tinggi mulai keluar. "Para dosen penguji masih bersemangat untuk menguji, kamu yang pertama soalnya," ucap dosen pembimbing setelah sidang. Tidak terasa 90 menit telah berlalu. Saatnya saya untuk keluar ruangan dan menunggu para dosen untuk membahas apakah saya pantas untuk lulus atau tidak.

Dan saat keluar, muncul sebuah pemandangan yang mungkin tidak akan saya lupakan seumur hidup saya. Lorong di depan ruang sidang penuh. Teman-teman saya sudah menunggu saya di luar sejak tadi dan berharap akan keberhasilan saya. Meskipun saat itu saya tampak biasa saja, tapi percayalah saya sangat terharu saat itu. I love you guys!

Beberapa menit kemudian, Pak Joko sang dosen pembimbing keluar dan memanggilku masuk. "Setelah menimbang dari hasil tugas akhir dan presentasi saudara, kita menyatakan bahwa anda dinyatakan LULUS dengan nilai Baik." perkataan dari Pak Adit sang ketua sidang membuat saya lega. LULUS. Akhirnya saya telah menyelesaikan studi saya di kampus ini.

Teman-teman masuk ke ruang sidang. Pelukan dan ucapan selamat datang bertubi-tubi. Perasaan bahagia yang tidak dapat diungkapkan. Sorenya, setelah semua perayaan, ucapan selamat dan foto-foto ria saya tertidur pulas, masih di residensi. Entah kenapa saya merasa sangat lemas, seperti barusaja menyelesaikan lari 10K. Saya tertidur hingga adzan maghrib berkumandang. Setelah itu saya pulang ke kontrakan dan berjumpa kembali dengan kasur kontrakan yang sudah lama tidak ada yang menidurinya. 2 Juni 2014, Edo Belva Firmansyah telah dinyatakan layak untuk menyandang gelar Sarjan Teknik ITB.

Wisudaan!
Setelah sidang, momen besar selanjutnya tentu saja wisuda! Wisuda Juli tahun ini dilaksanakan berbarengan dengan bulan suci Ramadhan. Momen untuk membanggakan orang tua pun datang. Saya dan mbak pacar datang ke Bandung lebih dulu untuk mengurus persiapan wisuda. Wisuda di ITB memiliki beberapa acara, wisnite, wisuda dan arak-arakan.

Wisnite adalah acara apresiasi bagi para wisudawan atas kerja kerasnya memajukan himpunan, baik dengan cara berorganisasi, mengikuti divisi atau lomba-lomba. Acara ini diselenggarakan oleh masing-masing himpunan pada malam hari sebelum wisuda. Paginya acara wisuda formal dilaksanakan di Sasana Budaya Ganesha.

Setelah itu acara arakan pun tiba. Sebenarnya saya lebih menunggu acara ini dibanding acara wisuda formal. Sudah menjadi budaya di ITB bahwa para wisudawan dan wisudawati akan diarak keliling kampus dengan berbagai macam kostum dan diakhiri dengan performance untuk para wisudawan. Dan yang lebih menarik, terdapat tambahan serangan dari teman-teman yang belum mendapatkan kesempatan lulus periode ini. Serangan berupa bom telur, air bau menjijikan hingga pukulan dari selang yang pasti sangat sakit.

Acara serang-serangan biasanya dimulai di akhir acara, namun memang dasar bandito (sebutan untuk para tetua di HME) nakal, di tengah acara mereka sudah mulai menyerang. Dipersenjatai dengan pistol lengkap dengan air menjijikannya mereka mulai menyerang. Hujan deras yang mulai mengguyur tidak kami hiraukan. Kami seperti kembali menjadi anak kecil, berlarian di sekeliling kampus dan saling mengejar. Apalagi saat arakan berhenti untuk menunggu giliran perform, kita seakan menjadikan lapangan di samping menjadi tempat bermain kita. Saling mengejar dan berusaha merebut senjata lawan. Melempar telur. Menjatuhkan bom air kotor dengan drone. Saling pukul. Puas sekali rasanya. Arakan diakhiri dengan perform spektakuler dari para adek kelas baru yang bahkan saya tidak tahu siapa namanya. Juli 2014, Edo Belva Firmansyah dinyatakan secara resmi telah lulus dari Institut Teknologi Bandung.

Komentar

Postingan Populer